Tampilkan postingan dengan label Electronics. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Electronics. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Februari 2012

Sensor Suhu LM35

LM 35 adalah sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C, yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur ruangan atau suhu kamar. Jangkauan sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah. LM 35 dapat dialiri arus 60 mA dari supply sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah di dalam suhu ruangan. Selain LM35 ini memiliki keakuratan yang tinggi, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi.

Karakteristik dari LM 35 adalah :
  1. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
  2. Lineritas +10 mV/ º C.
  3. Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
  4. Jangkauan suhu -55 º C sampai +150 º C.
  5. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt
  6. Arus yang dibutuhkan kurang dari 60 μA
  7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Keluaran sensor ini linier mengalami kenaikan sebesar 10 mV setiap derajad celcius, sehingga persamaan untuk menghitung Vout sebagai berikut :
Vout = Suhu x 10 mV

Berikut adalah konfigurasi dari LM35 :

Sensor Suhu LM35

dimana :
1. Vs merupakan Tegangan Supply
2. Vout merupakan tegangan keluaran sensor
3. GND merupakan Ground

Rabu, 15 Februari 2012

Cara Membuat PCB dengan Teknik Setrika

Sebetulnya, agak malas juga posting ini, hehe. Tapi berhubung bertanding SEO mengenai judul Cara Membuat PCB dengan Teknik Setrika, okelah saya jabarkan teknik cetak PCB ini, dan pastinya yang biasa saya lakukan. Berikut langkah-langkah membuat PCB dengan Teknik Setrika.
Cara Mencetak PCB

Cara Membuat PCB Teknik Setrika :
  1. Print layout PCB tersebut pada kertas biasa. Lalu foto copy layout tersebut pada kertas glossy dengan tinta toner (laser jet). Jika di rumah sudah menggunakan printer laser jet, dapat juga langsung diprint pada kertas glossy.
  2. Gunting gambar tersebut sekitar 2mm dari tepi layout.
  3. Siapkan PCB, dan potong PCB tersebut seukuran dengan kertas glossy yang telah dipotong.
  4. Gosok PCB tersebut dengan serat baja (jika ada) agar PCB bersih dan tidak ada bekas telapak tangan. Setelah digosok dengan serat baja, bersihkan PCB tersebut dengan tisyu (digosok pula).
  5. Panaskan setrika, atur panas setrika secukupnya. (saya sendiri mengatur panas setrika pada level akhir).
  6. Ketika sudah panas, letakkan kertas glossy tersebut diatas papan PCB. Jalur PCB saling berhadapan dengan tembaga di PCB.
  7. Jika sudah pas, tempelkan setrika pada sudut kertas. Agak perlahan, geser setrika tersebut hingga secara perlahan tinta akan menempel pada tembaga secara menyeluruh.
  8. Ketika dirasa sudah cukup, angkat setrika. Masukkan PCB tersebut didalam air, dan rendam. Tunggu hingga kertas melepas sendiri dari papan PCB, kurang lebih 15menit tergantung kertas yang dgunakan.
  9. Bersihkan sisa-sisa kertas yang masih menempel pada PCB.
  10. Angkat PCB, perhatikan jalur PCB. Ada yang terputus atau tidak. Apabila ada jalur yang terputus, gunakan spidol permanen untuk menyambung jalur tesebut. Jika tidak ada, angin-anginkan PCB agar kering dari air tersebut.
  11. Siapkan tempat pelarutan atau wadah plastik. Masukkan pelarut (Ferric Chloride / FeCl3) secukupnya pada tempat tersebut, tuangkan sedikit air pada tempat tersebut, guna untuk mempercepat pelarutan.
  12. Tunggu hingga cairan tersebut dingin.
  13. Masukkan PCB pada wadah tersebut, dengan posisi tembaga menghadap ke atas (terkena cairan).
  14. Agar proses pelarutan cepat, goyang-goyangkan wadah tersebut. Ketika menggoyang-goyangkan wadah tersebut, perhatikan tembaga pada PCB, secara perlahan tembaga yang tidak tertutup tinta akan menghilang.
  15. Jika tembaga pada PCB yang tidak tertutup tinta sudah benar-benar hilang, angkat PCB. Cuci bersih PCB dengan air.
  16. Cuci bersih juga wadah tersebut dengan air, setelah itu masukkan sedikit Multi Solvent M3 atau bisa juga dengan bensin. Rendam PCB tersebut didalamnya.
  17. Rendam selama kurang lebih 10-15menit. Setelah selama itu, hilangkan tinta yang menempel pada PCB dengan kain di dalam rendaman tersebut dengan cara digosok 1 arah. Alhasil tinta tidak membekas di PCB.
  18. Ketika sudah selesai, bersihkan PCB dengan air (jika dengan cairan M3, jika dengan bensin bersihkan dengan sabun untuk menghilangkan baunya).
  19. Gosok kembali PCB tersebut dengan serat baja secara searah agar PCB nampak bersih dan bening.
  20. Sesudah digosok dengan serat baja, gosok kembali dengan tisyu guna membersihkan sisa-sisa tembaga yang terkikis dengan serat baja.
  21. Agar PCB terlindungi dari korosi dan mudah disolder, oleskan secara searah dan merata dengan gondorukem (ardat solder) yang telah dicairkan dengan bensin.
  22. Sebelum dibor, tunggu kering terlebih dahulu cairan tersebut selama kurang lebih 2-3 hari.
  23. Alhamdulillah, selesai juga Mencetak PCB dengan Teknik Setrika…..


Hasil :
Cara Membuat PCB
^_^ selamat mencoba...

Selasa, 14 Februari 2012

Sensor Gas Karbon Monoksida TGS 2442

Sensor Gas TGS 2442

Sensor TGS 2442 berfungsi sebagai pendeteksi gas KarbonMonoksida (CO). Sensor ini mempunyai nilai resistansi Rx yang akan berubah bila terkena gas Karbon Monoksida (CO). Selain itu sensor ini juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar. Elemen dari sensor terdiri dari bahan semikonduktor, metaloksida dan aluminasubtrate yang digabung bersama heater (pemanas). Dalam pendeteksian gas Karbon Monoksida (CO), perubahan daya konduksi sensor tergantung pada konsentrasi gas yang dideteksi. Rangkaian eletronika sederhana dapat merubah daya konduksi menjadi sinyal keluaran dengan penyesuaian pada konsentrasi gas. Berikut ini spesifikasi dari sensor TGS 2442 :
  • Target Gas : Carbon monoxide
  • Output : Resistance
  • Typical Detection Range : 30ppm - 1.000ppm
  • Heater Voltage : 5 ± 0.2 (DC/AC)
  • Sensor resistance : 6.81KW - 68.1KW (pada 100ppm)


Rangkaian Dasar TGS 2442
Gambar Rangkaian Dasar TGS2442

Sensor membutuhkan tegangan (Vc) input 5V yang dihubungkan pada heater (Vh) dan Rs, tegangan Vc digunakan sebagai tegangan input Rs di dalam sensor. Rs merupakan resistansi sensor yang terhubung pada pin 2 dan pin 3 pada sensor, dan merupakan elektroda sensor. Pada pin 2 diberikan hambatan (RL) dan sebagai output tegangan dari sensor yang kemudian dihubungkan pada rangkaian ADC. Tegangan Vc juga digunakan sebagai input pada elemen heater (pemanas) yang terhubung pada pin 1 dan 2 di dalam sensor.

Untuk menentukan nilai konsentrasi gas KarbonMonoksida terlebih dahulu harus mengetahui nilai Rs, nilai Rs merupakan nilai konsentrasi gas untuk menentukan nilai satuan yang diukur, dalam hal ini nilai satuan gas dinyatakan sebagai ppm. Satuan ppm merupakan Part per Milion yang artinya partikel per sejuta, dan nilai Rs dapat ditentukan dengan rumus seperti berikut :

Rs = ((Vcc x RL) / Vout) – RL

Vcc merupakan tegangan input yang dibutuhkan pada rangkaian, dalam hal ini Vcc diberikan tegangan 5V. RL merupakan hambatan pada sensor dan diberikan hambatan sebesar 20 K ohm, sedangkan Vout merupakan nilai output sensor yang nilainya selalu berubah-ubah. Sebagai acuan atau pembanding untuk mengetahui nilai ppm dibutuhkan tabel Rs dan nilai konsentrasi gas Karbon Monoksida (ppm), dan nilai tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4 karena kepekaan sensor TGS 2442 berada pada 30 – 1000 ppm maka nilai Rs tertinggi berada pada 5 dan nilai konsentrasi gas CO berada pada 30 ppm, sedangkan nilai Rs terendah berada pada 0.08 dan nilai konsentrasi gas CO berada pada 1000 ppm.

Karakteristik TGS 2442

Grafik Konsentrasi Gas (ppm) Terhadap Nilai Rs

Rabu, 27 April 2011

Sensor Arus efek Hall ACS712 (Hall Effect Allegro ACS712)


Download artikel ini : Klik Disini

Pengukuran arus biasanya membutuhkan sebuah resistor shunt yaitu resistor yang dihubungkan secara seri pada beban dan mengubah aliran arus menjadi tegangan. Tegangan tersebut biasanya diumpankan ke current transformer terlebih dahulu sebelum masuk ke rangkaian pengkondisi signal.
Teknologi Hall effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi resistor shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang relatif jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang menginduksi bagian dynamic offset cancellation dari ACS712. bagian ini akan dikuatkan oleh amplifier dan melalui filter sebelum dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7, modul tersebut membantu penggunaan untuk mempermudah instalasi arus ini ke dalam sistem.
ACS712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih.
Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.




Output/keluaran dari sensor ini sebesar (>VIOUT(Q)) saat peningkatan arus pada penghantar arus (dari pin 1 dan pin 2 ke pin 3 dan 4), yang digunakan untuk pendeteksian atau perasa arus. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,2 mΩ dengan daya yang rendah. Jalur terminal konduktif secara kelistrikan diisolasi dari sensor leads/mengarah (pin 5 sampai pin 8). Hal ini menjadikan sensor arus ACS712 dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi yang membutuhkan isolasi listrik tanpa menggunakan opto-isolator atau teknik isolasi lainnya yang mahal. Ketebalan penghantar arus didalam sensor sebesar 3x kondisi overcurrent. Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar Blok Diagram berikut :





Contoh dari gambar grafik diatas, IC yang digunakan adalah versi 30A, artinya IC ini dapat dialiri arus dari -30A sampai 30A dengan sensitivitas 100mV/A.

Beberapa fitur penting dari sensor arus ACS712 adalah:
▪ Jalur sinyal analog yang rendah noise
▪ Bandwidth perangkat diatur melalui pin FILTER yang baru
▪ Waktu naik keluaran 5 mikrodetik dalam menanggapi langkah masukan aktif
▪ Bandwith 50 kHz
▪ Total error keluaran 1,5% pada TA = 25°, dan 4% pada -40° C sampai 85° C
▪ Bentuk yang kecil, paket SOIC8 yang kompak.
▪ Resistansi internal 1.2 mΩ.
▪ 2.1 kVRMS tegangan isolasi minimum dari pin 1-4 ke pin 5-8
▪ Operasi catu daya tunggal 5.0 V
▪ Sensitivitas keluaran 66-185 mV/A
▪ Tegangan keluaran sebanding dengan arus AC atau DC
▪ Akurasi sudah diatur oleh pabrik
▪ Tegangan offset yang sangat stabil
▪ Histeresis magnetic hampir mendekati nol
▪ Keluaran ratiometric diambil dari sumber daya


Baca juga artikel Sensor Efek Medan Hall UGN3503

Selasa, 26 April 2011

Sensor Efek Medan Hall UGN3503


Download artikel ini : Klik Disini

Medan magnet atau sering dikatakan dengan magnetic field itu tidak dapat dirasakan oleh indra manusia. Detektor medan magnet tidaklah terlalu sukar untuk dibuat namun cukup memiliki kepekaan yang cukup baik.
Proyek untuk membuat detektor medan magnet ini tidak membutuhkan banyak komponen sehingga mudah dibuat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak tetapi menghasilkan kepekaan yang baik. Detektor medan magnet di dalam proyek ini tidaklah dititikberatkan pada ketelitian pengukuran tetapi pada ada tidaknya medan magnet dalam radius sekitar 10 cm yang mempunyai kekutaan medan magnet konstan atau berubah dengan frekuensi yang tidak terlalu tinggi, sekitar sampai 20KHz.

Hall Effect Sensor
Hall effect sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet. Hall Effect sensor akan menghasilkan sebuah tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang diterima oleh sensor tersebut.
Pendeteksian perubahan kekuatan medan magnet cukup mudah dan tidak memerlukan apapun selain sebuah inductor yang bergunsi sebagai sensornya. Kelemahan dari detektor dengan menggunakan induktor adalah kekuatan medan magnet yang statis (kekuatan medan magnetnya tidak berubah) tidak dapat dideteksi.
Oleh sebab itu diperlukan cara yang lain untuk mendeteksinya yaitu dengan sensor yang dinamakan dengan ‘hall effect’ sensor. Sensor ini terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan dua buah elektroda pada masing-masing pada sisi silikon.


Gambar 1
Hall Effect Sensor

Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada outputnya ketika lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya pengaruh dari medan magnet maka arus yang mengalir pada silikon tersebut akan tepat ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara elektrode sebelah kiri dan elektrode sebelah kanan sehingga menghasilkan tegangan beda tegangan 0 volt pada outputnya. Untuk medan positif (kutub selatan), semakin besar medan maka tegangan keluarannya juga semakin besar dan untuk medan negatif (kutub utara), semakin besar medan maka tegangan keluarannya akan semakin kecil.
Ketika terdapat medan magnet mempengaruhi sensor ini maka arus yang mengalir akan berbelok mendekati/menjauhi sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Hal ini menghasilkan beda potensial diantara kedua elektroda dari hall effect sensor, dimana beda potensial tersebut sebanding dengan kuat medan magnet yang diterima oleh hall effect sensor ini. Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka terjadi ketidak seimbangan tegagan output dan hal ini akan menghasilkan sebuah beda tegangan di outputnya.
Semakin besar kekuatan medan magnet yang mempengaruhi sensor ini akan menyebabkan pembelokan arus di dalam lapisan silikon ini akan semakin besar dan semakin besar pula ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon pada sensor. Semakin besar ketidakseimbangan tegangan ini akan menghasilkan beda tegangan yang semakin besar pada output sensor ini.
Arah pembelokan arah arus pada lapisan silikon ini dapat digunakan untuk mengetahui polaritas kutub medanhall effect sensor ini. Sensor hall effect ini dapat bekerja jika hanya salah satu sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Jika kedua sisi silikon dipengaruhi oleh medan magnet maka arah arus tidak akan dipengaruhi oleh medan magnet itu. Oleh sebab itu jika kedua sisi silikon dipengaruhi oleh medan magnet yang mempengaruhi magnet maka tegangan outputnya tidak akan berubah.
Sensor yang digunakan di dalam proyek ini adalah sensor UGN3503U. Sensor ini akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh sesnor ini. Selain itu komponen ini dipilih karena relatif murah, mudah digunakan dan mempunyai performa yang cukup baik. Sensor UGN3503 ini mempunyai 3 pin antara lain :
Pin 1 : VCC, pin tegangan suplai
Pin 2 : GND, pin ground
Pin 3 : Vout, pin tegangan output.



Gambar 2
Pinout Hall Effect Sensor UGN3503U

Di dalam sensor ini sudah dibangun sebuah penguat yang memperkuat sinyal dari rangkaian sensor dan menghasilkan tegangan output ditengah-tengah tegangan suplai. Pada sensor ini jika mendapat pengaruh medan magnet dengan polaritas kutub utara maka akan menghasilkan pengurangan pada tegangan output sebaliknya jika terdapat pengaruh medan magnet dengan polaritas kutub selatan maka akan menghasilkan peningkatan tegangan pada outputnya. Sensor ini dapat merespon perubahan kekuatan medan magnet mulai kekuatan medan magnet yang statis maupun kekuatan medan magnet yang berubah-ubah dengan frekuensi sampai 20KHz.



Gambar 3
Blok Diagram Rangkaian Internal UGN3503U

Sensor hall effect UGN3503 ini mempunyai suplai tegangan yang cukup lebar yaitu mulai 4.5V sampai 6V dengan kepekaan perubahan kekuatan medan magnet sampai frekuensi 23KHz.

Cara Kerja Rangkaian
Inti dari sistem ini adalah sensor UGN3503U. Sensor ini akan menghasilkan tegangan output 3V jika tidak ada pengaruh medan magnet pada sensornya. Tegagnan output yang dihasilkan tidaklah cukup kuat sehingga masih diperlukan sebuah op amp yang digunakan untuk memperkuat perubahan sinyal dari sensor UGN3503U.
Untuk itu digunakan sebuah op amp yang mempunyai karakteristik ‘precision operational amplifier’. Salah satunya adalah OP77 atau TL071/TL081. Dasar pemilihan OP77 adalah op amp ini mampu berooperasi dengan menggunakan single supply tegangan yang cukup rendah yaitu 6 volt DC.
OP77 mempunyai gain yang cukup tinggi sekitar 100.000 pada struktur open loop. Pada rangkaian ini OP77 dikonfigurasikan sebagai inverting amplifier dengan gain ‘close loop’ sekitar 300 dengan pengaturan nilai resistor R7 dan R1. Nilai gain ini didapatkan dengan membagi nilai resistor R7 dengan nilai resistor R1. Tingginya gain akan meningkatkan sensitivitas alat in namun juga menyebabkan opamp semakin peka terhadap noise dan ‘drift’, pergeseran penguatan karena suhu atau tegangan offset yang tidak tepat.
OP77 akan memperkuat beda tegangan antara tegangan di resistor R1 dan tegangan pada pin non-inverting. Tegangan ini dapat diatur dengan mengatur resistansi pada potensiometer R2 sehingga menghasilkan pembagian tegangan yang diharapkan. Tegangan pada pin non inverting ini harus sama dengan tegangan output sensor UGN3503 ketika tidak ada pengaruh dari medan magnet.
Kapasitor C3 berfungsi untuk mem-blok arus DC yang akan masuk ke earphone karena dapat merusak earphone itu sendiri. Dengan adanya kapasitor ini maka sinyal AC yang berasal dari perubahan kekuatan medan magnet dengan frekuensi yang agak tinggi dapat didengarkan melalui earphone ini.



Gambar 4
Rangkaian Detektor Medan Magnet

Resistor R4 dan R5 ini akan membagi tegangan menjadi setengah dari tegangan suplai dan harus sama dengan tegangan output dari OP77 jika tidak ada pengaruh dari medan magnet. Sehingga dengan kondisi ini (tidak ada pengaruh dari medan magnet) akan meghasilkan pembacaan pada meter ‘0’.
VU meter yang digunakan adalah VU meter yang nilai 0-nya berada ditengah-tengah karena pada alat ini dimungkinkan untuk bergerak ke kiri atau ke kanan tergantung dari polaritas medan magnet. Sehingga ketika tidak ada pengaruh medan magnet maka tegangan antara pin VU(+) dan pin VU(-) akan ) volt sehingga VU meter tidak terjadi penyimpangan.
Penurunan tegangan output dari OP77 (sensor dipengaruhi medan magnet berpolaritas utara) akan menghasilkan beda tegangan dimana tegangan pada pin VU(-) akan lebih rendah daripada tegangan pada pin VU(+) sehingga terjadi aliran arus dari pin VU(+) ke pin VU(-). Dalam kondisi seperti ini akan terjadi penyimpangan jarum VU meter ke arah kanan. Pada kondisi sensor mendapatkan pengaruh dari medan magnet negatif maka simpangan jarumnya akan menyimpang ke arah kiri. Pemasangan polaritas VU meter akan menyebabkan arah simpangan akan terbalik pula.
Pada kondisi pembacaan yang baik dibutuhkan medan magnet yang cukup kuta. Semakin kuat medan magnet yang mempengaruhi sensor ini maka akan semakin besar pula simpangan jarum pada VU meter. Sesuai dengan rangkaian pada gambar 4, jika sensor dipengaruhi medan magnet negatif maka akan didapatkan pembacaan negatif (ke kiri) sedangkan jika sensor mendapatkan pengaruh dari medan magnet posistif maka akan didapatkan pembacaan pac\da VU meter posistif (ke arah kanan).
Nilai R4 dan R6 akan mempengaruhi besarnya arus maksimum yang boleh lewat ke VU meter sehingga dapat dkatakan nilai R4 dan R6 mengatur dari kondisi full scale pembacaan VU meter pada suatu kondisi tertentu.



Gambar 5
Rangkaian Lengkap Detektor Medan Magnet

Setting
Pada saat pertama kali dihidupkan simpangan jarum VU meter harus pada pembacaan ‘0’. Jika simpangan jarum VU meter tidak pada ‘0’ maka perlu pengaturan pada potensiometer R2. Untuk pengaturan pembacaan full scalenya, sensor didekatkan dengan sebuah magnet. Jika sudah dilakukan ternyata masih belum didapatkan simpangan penuh maka perlu dilakukan penggantian nilai R4 dan R6 menjadi lebih kecil menjadi 27KW sampai 30KW.
Ketika sensor diletakkan didekat kabel listrik maka pembacaan tidak akan menghasilkan simpangan tetapi ketika didengarkan melaluui earphone akan terdengar bunyi ‘hum’. Hal ini disebabkan karena medan magnet yang dihasilkan polaritasnya berganti-ganti dengan frekuensi sekitar 50Hz (frekuensi tegangan AC). Pengaruh medan magnet seperti ini tidak dapat direspon oleh VU meter karena terlalu cepat dan tegangan pada pin VU(+) dan pin VU(-) akan saling menghilangkan dengan cepat.


Baca juga artikel Sensor Arus Efek Hall 712.

Minggu, 24 April 2011

Sensor Suhu LM335

Download artikel ini : Klik Disini

IC LM335 adalah salah satu sensor untuk mengukur suhu. IC LM335 digunakan untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik. IC sensor LM335 ini mempunyai bentuk fisik seperti transistor mempunyai tiga buah kaki, diantaranya anoda, katoda, dan adjust (kontrol). Isinya berupa zener yang peka(sensitive) pada temperature. IC LM335 merupakan tranduser yang dikemas dalam bentuk rangkaian terintegrasi yang tegangan keluarannya berbanding linier terhadap perubahan temperatur , jadi apabila suhu lingkungan rendah maka tegangan yang keluar dari IC tersebut adalah rendah. Demikian juga sebaliknya apabila suhu yang disekitar IC tinggi, maka tegangan yang dihasilkan dari keluaran IC tersebut adalah besar. Dengan kata lain perubahan tegangan yang dihasilkan tranduser IC LM335 sesuai dengan perubahan temperaturnya.
Karena sensor ini dapat mensuplai, maka sensor bekerja sebagai penyetabil tegangan yang besarnya sesuai dengan temperature terukur. IC sensor ini mengubah temperature menjadi tegangan listrik sesuai dengan kenaikan 10mv / derajat celcius. Untuk mengkalibrasikan sensor ini maka tahanan variable harus diatur agar tegangan keluar sebesar 2980mV sehingga setara dengan 25 derajat celcius. Besaran analog yang dihasilkan oleh sensor suhu ini mempunyai resistansi 10mV untuk setiap kenaikan 1 derajat celcius.
Keuntungan dari IC LM335 adalah mempunyai sensor temperatur yang linier kalibrasinya langsung dalam Celcius, sehingga tidak diperlukan tegangan konstan yang besar dari keluaran skala Celcius Sensor ini bekerja untuk mengirimkan sebuah sinyal tegangan yang sesuai dengan keadaan suhu yang dipantau dan diterima oleh pemproses.
Selain LM335 ada juga LM135 dan 235, perbedaannya terletak pada batas ukur suhunya. Apabila LM335 bekerja pada batas ukur -40 derajat celcius sampai 100 derajat celcius. Sedangkan pada LM135 bekerja pada batas ukur -55 derajat celcius sampai 150 derajat celcius, adan pada LM235 bekerja pada batas ukur -40 derajat celcius 125 derajat celcius.
Spesifikasi sensor LM335 ini adalah :
• Mudah dikalibrasi
• Presisi
• Impedansi rendah (kurang dari 1 ohm impedansi dinamis)
• Tegangan pada 25 derajat celcius adalah 2980mV
• Kenaikan suhu per derajatnya menambah tegangan 10mV dan sebaliknya
• Daerah ukur -40 derajat celcius sampai dengan 100 derajat celcius
• Arus bias 0,4mA sampai dengan 5mA

Senin, 18 April 2011

Seven Segment (7-Segment)

Seven Segmen (7-Segmen)

Download artikel ini dalam Bahasa Indonesia : Klik Disini
Download the article in english : Click Here

Seven Segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan menampilkan angka. Seven segment merupakan display visual yang umum digunakan dalam dunia digital. Seven segment sering dijumpai pada jam digital, penujuk antrian, diplay angka digital dan termometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital. 
Seven segmen ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan satu lagi untuk dot point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). salah satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common.
7segmen konfigurasi
Jenis-jenis Seven Segment :
1. Common Anoda
Semua anoda dari LED dalam seven segmen disatukan secara parallel dan semua itu dihubungkan ke VCC, dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak LED. Karena dihubungkan ke VCC, maka COMMON ANODA ini berada pada kondisi AKTIF LOW (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0).
2. Common Katoda
Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON KATODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH (led akan menyala/aktif bila diberi logika 1). 

7Segmen Konfigurasi CA-CC
Prinsip Kerja :
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment. 
Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam seven segment. Untuk memudahkan penggunaan seven segment, umumnya digunakan sebuah decoder( mengubah/ mengkoversi input bilangan biner menjadi decimal) atau seven segment driver yang akan mengatur aktif tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan nilai biner yang diberikan.
Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua macam yaitu dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common katoda. Contoh IC converter BCD to Seven Segment untuk 7-segment Common Anoda pake decoder IC TTL 7447 untuk Common Katoda pake IC TTL 7448.

Salah satu contoh saja, IC 74LS47 merupakan dekoder BCD ke seven segment yang berfungsi untuk menyalakan seven segmen mode common anode. Gambar dan konfigurasi pin IC 74LS47 ditunjukkan pada gambar berikut :

74LS47 konfigurasi

Dekoder BCD ke seven segment mempunyai masukan berupa bilangan BCD 4-bit (masukan A, B, C dan D). Bilangan BCD ini dikodekan sehingga membentuk kode tujuh segmen yang akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai pada seven segment. Masukan BCD diaktifkan oleh logika ‘1’, dan keluaran dari dekoder 7447 adalah aktif low. Tiga masukan ekstra juga ditunjukkan pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple blanking input).
Berikut adalah Tabel kebenaran dari IC 74LS47 :


Tabel kebenaran IC 7447


Pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple blanking input).
LT' , Lamp Test, berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika ‘0’ maka semua keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan menunjukkan angka delapan (8). BI'/RBO' , Blanking Input/Row Blanking Output, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC. Bila diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.
RBI' , Row Blanking Input, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika semua input berlogika “0”. Bila diberi logika “0”, diberi logika “1” dan diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.



 ===================================================================

Articles in english:
Seven Segment is a segment that is used displaying numbers. Seven segment is a visual display commonly used in the digital world. Seven segment often found in digital watches, digital numbers diplay, and digital thermometer. General use is to visually display information about the data that is being processed by a digital circuit.
 

Types of Seven Segment:
1. Common Anode
All the anode of the LED in seven segments together in parallel and all were connected to VCC, and then the LED is connected through current-limiting prisoners out of the drive LEDs. Due to be connected to VCC, then the seven segment COMMON ANODE condition is in the ACTIVE LOW (LED will turn on / active when given a logic 0).
2. Common Cathode
It is the opposite of the seven segment Common Anode. Here, all the cathodes together in parallel and connected to GROUND. Because the entire cathode is connected to GROUND, then COMMON CATHODE it is in the condition ACTIVE HIGH (LED will turn on / active when given a logic 1).
Seven segment can display decimal numbers and some specific character through a combination of active or absence of LED preparation in a seven segment. To facilitate the use of seven segment, generally used a decoder (change / mengkoversi input binary number into decimal) or a seven segment driver that will govern whether or not active-led seven segment led in accordance with a given binary value.
BCD to seven segment decoder used to receive the 4-bit BCD inputs and provide outputs that pass the current through the segments to display a decimal number. Types of BCD to seven segment decoder there are two kinds of decoder which serves to ignite the common anode seven segment mode and the decoder which functions to turn seven segment common cathode mode. Examples converter IC BCD to Seven Segment for Common Anode 7-segment decoder use TTL IC 7447 for the Common Cathode use TTL IC 7448.

 => Download full article in english : Click Here

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites